Kamis, 03 Maret 2016

Cara Melaksanakan Sholat Dengan Khusyuk Pada Sepertiga Malam Terakhir



Cara Melaksanakan Sholat Dengan Khusyuk - Sebenarnya secara teori, melaksanakan shalat yang paling mudah untuk sampai pada tingkat khusyuk adalah shalat tahajud. Sebab pada shalat ini jika ditinjau dari suasana sangatlah mendukung. Berada di sepertiga malam terakhir, sunyi, hening, tidak ada orang yang mengganggu. Hati lebih mudah merasakan suasana sakral ketika berada di suasana luar biasa seperti ini. Pikiran juga lebih mudah khusyuk
konsentrasi mencerna makna demi makna yang terkandung dalam bacaan shalat.

Cara Melaksanakan Sholat Dengan Khusyuk


Namun meskipun dari segi suasana sangat bagus, tetap saja tidak akan tercapai khusyuk jika tidak memperhatikan kendala yang mungkin muncul. Seperti misalnya rasa kantuk, badan yang masih terasa kaku karena baru bangun tidur, atau tubuh terasa lelah. Semua ini bisa membuyarkan konsentrasi untuk khusyuk menghadirkan hati ketika shalat.

Maka ketika melaksanakan shalat tahajud, kendala ini harus diatasi terlebih dahulu. Untuk mencegah rasa kantuk, pertama : ada baiknya kita atur jadwal tidur kita. Yaitu dengan tidur di awal malam. Islam sangat menganjurkan agar umatnya tidak tidur terlalu larut, apalagi begadang hingga tengah malam. Kecuali jika ada kepentingan yang bermanfaat di sana. Yang terbaik adalah tidur di awal malam tersebut, agar nantinya bisa bangun lebih awal di sepertiga malam, dengan kesegaran pikiran dan fisik yang memadai. Dan menurut penelitian waktu terbaik mulai istirahat adalah pada sekitar jam sembilan malam. Selain membantu menghilangkan rasa kantuk, tidur yang memadai menurut penelitian juga dapat menghilangkan berbagai penyakit lainnya, seperti stress, darah tinggi dan lain-lain.

Kemudian kedua : juga lakukan gerakan tubuh secara ringan. Tidak perlu berlebihan, secukupnya saja untuk meregangkan otot kaki, tangan, kepala, dan tubuh. Sebab selepas tidur biasanya otot masih kaku, dan badan belum segar. Lebih baik lagi jika ditambah dengan menarik nafas dalam dalam. Cobalah tarik oksigen dan tahan sekitar 5 detik kemudian hembuskan selama 5 detik. Sebab menurut penelitian, ketika seseorang menguap berarti kadar oksigen dalam otak sedang berkurang.

Jika masih juga mengantuk, ketiga : ambil dan minumlah air putih. Atau lebih baik lagi minuman hangat seperti teh atau susu sehingga menyegarkan tubuh. Apalagi ketika ditambah wudhu nanti, dengan wajah, tangan, kaki yang dibasuh air, makin hilanglah rasa kantuk itu. Atau juga jika tidak kedinginan, akan lebih segar lagi dengan mandi.

Adapun jika semua usaha menghilangkan kantuk sudah dijalankan dan kita tetap saja sulit membuka mata, berarti kita memang benar-benar mengantuk. Mungkin karena kelelahan, tidur yang masih kurang lama, atau ada sejenis penyakit atau kekurangan zat-zat tertentu di tubuh kita. Jika permasalahan ini yang terjadi, istirahatkan badan dan besuknya konsultasikan ke dokter. Tidak perlu memaksa diri untuk shalat tahajud jika terlalu mengantuk. Sebab Rasulullah saw melarang orang yang beribadah sementara dia tidak bisa menguasai dirinya dari kantuk. Dikhawatirkan tanpa sadar dia salah baca ayat, zikir, atau doa. Sehingga yang dibacanya bukan untuk kebaikan dirinya, namun justru untuk keburukan.

Nabi saw bersabda,apabila seseorang tengah shalat dan dia mengantuk, meka baiknya tidur terlebih dahulu sampai hilang rasa kantuknya itu. Karena jika terus melaksanakan shalat, jangan-jangan dikhawatirkan dia ingin beristighfar namun malah mencaci diri sendiri  (HR. Bukhari, Muslim)


Demikian juga jika badan masih terlalu lelah, hendaknya dia beristirahat dahulu. Kecuali jika tingkat kelelahannya masih normal dan bisa dia atasi, misalnya dengan memijit- mijit tubuh sebentar atau meregangkan otot tubuh. Maka Allah akan sangat menghargai upayanya untuk bisa shalat tahajud. Adapun jika kadar lelahnya sudah keterlaluan, tidak perlu dipaksakan. Allah tidak memberi beban di luar kesanggupan manusia. Dan Islam menyuruh umatnya melaksanakan ibadah, namun tetap dengan memperhatikan kondisinya.

Hal ini sebagaimana yang terjadi di jaman Nabi Muhammad saw. Anas menceritakan bahwa pada suatu malam Rasulullah saw memasuki masjid. Tiba-tiba beliau melihat ada tali yang direntangkan di antara dua tiang masjid tersebut. Beliau lantas bertanya, "Untuk apa tali ini?" Para shahabat menjawab, "Itu punya Zainab. Kalau dia lemas waktu shalat, dijadikannya tali itu tempat berpegangan." Maka Nabi yang bijaksana ini bersabda, "Lepaskan saja tali itu. Kalau dia memang merasa capek, maka istirahatlah terlebih dulu."

Demikianlah cara melaksanakan sholat dengan khusyuk. Semoga kita bisa memanfaatkan waktu hening di malam itu dengan hati yang hening pula. Hati yang benar- benar bisa mendengar makna terdalam dari bacaan al-Fatihah dan zikir dalam shalat kita. Sehingga kita tidak merugi melewati malam berharga itu. Amiin...

Allahu a’lam bisshawab

(gambar: youtube.com)

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar