.
Cara Agar Shalat bisa Khusyuk -
Shalat bukan sekedar ritual jasmani tapi
ritual yang memadukan antara jasmani dan rohani. Shalat tidaklah sekedar
gerakan fisik berupa ruku’ dan sujud, tapi ada keikut sertaan jiwa di sana.
Shalat adalah ibadah menghadapnya seorang hamba pada Penciptanya. Maka ada
proses komunikasi yang menyertai. Seseorang datang
menemui Allah dengan penuh
kepasrahan dan ketundukan. Dia mengharap naungan, pertolongan, kekuatan, dan
jalan keluar dari permasalahan yang dihadapinya. Jiwanya melebur dalam
kepasrahan ini. Melebur bersama gerakan demi gerakan shalat, melebur dalam
bacaan demi bacaan shalat, dan melebur dalam kekhusyukan.
Ketika seseorang telah sampai pada taraf khusyuk, di saat inilah
dia bisa menikmati shalat. Dia telah merasakan kedamaian puncak. Yaitu ketika
hatinya sampai pada wilayah yang hening dan sampai pada titik tertinggi dari
perjalanan ruhani. Dan akibat baiknya, setelah itu dia akan selalu merindukan
shalat. Rindu untuk kembali menikmati saat-saat indah berdua dan berkomunikasi
dengan Allah.
Semua orang ingin mencapai shalat khusyuk ini. Berikut ini cara
agar shalat khusyu’
Cara agar shalat bisa khusyuk : Meluruskan niat.
Semua berawal dari niat. Apakah amal itu nantinya diterima atau
tidak oleh Allah sangat ditentukan oleh niat. Dan apakah shalat seseorang
berujung pada kekhusyukan atau tidak, juga sangat dipengaruhi oleh niat. Sebab
niat adalah kehendak hati yang murni, yang akan mempengaruhi tindakan anggota
badan. Karena itulah para ulama sangat memerhatikan niat.
Yahya bin Abu Katsir berkata menjelaskan, “pelajarilah tentang niat
karena niat itu lebih penting dari amal perbuatan.”
Terkait dengan shalat, agar shalat khusyuk harus benar-benar dievaluasi
apa niat yang menggerakkan keinginan ritual ibadah tersebut. Sudah benar-benar
murni karena Allah atau belum. Atau jangan- jangan ada niat lain, hanya saja dibungkus
dengan ucapan berniat karena Allah. Atau sejak awal hati telah dikuasai
ketakutan sebutan negatif dari keluarga dan tetangga jika tidak shalat,
kemudian seseorang memaksa berniat karena Allah. Ikhlas tidaklah demikian.
Terlebih lagi Allah secara khusus memerintahkan seseorang untuk
ikhlas ketika shalat. Allah berfirman, “katakanlah sesungghnya shalatku,
ibadahkuu hidupku dan matiiku hanya bagi Allah Rabb semesta Alam.” (QS
al-An’am: 162)
Bahkan sebenarnya terkait dengan cara agar shalat khusyu’, ketika
niat sudah ikhlas karena Allah bukanlah jaminan sampainya ibadah itu pada
khusyuk. Seperti misalnya niat shalat murni untuk mendapat ridha Allah, namun
bukan berniat untuk mencapai khusyuk melainkan hanya untuk menggugurkan
kewajiban. Betapapun, jika sejak awal niat hanya untuk menunaikan kewajiban, seseorang
akan menyempurnakan rukun shalat, sudah itu selesai. Seseorang akan takbir
dengan gerakan sempurna, membaca al Fatihah, ruku’, i’tidal
dengan tuma’ninah, namun tidak ada satu bacaanpun yang dia resapi
maknanya. Bacaan pengiring gerakan itu meluncur begitu saja dari lisan, karena
sudah begitu hapalnya lidah untuk melafazkannya, dan sesudah itu tahu- tahu
salam. Selesailah shalat tanpa keikut sertaan jiwa.
Di samping itu, jika sejak awal niat seseorang hanya untuk
menuntaskan kewajiban, Allah tidak akan menolong untuk sampai lebih dari tujuan
itu. Allah tidak akan membantu menciptakan suasana khusyuk. Hati dibiarkan
terlena dengan khayalan-khayalannya. Jiwa dibiarkan kosong dari tadabur
al Fatihah, surat pendek dan bacaan- bacaan zikir shalat.
Maka kemudian setan leluasa mengambil perannya. Dia masuk merebut
hati dan mengacaukannya dengan ingatan-ingatan permasalahan keuangan, atau
permasalahan keluarga, atau permasalahan politik di negara ini. Atau bahkan
setan terkadang bisa lebih dalam lagi menguasai hati ketika shalat itu.
Membisikkan dan menawarkan lintasan-lintasan pikiran jahat. Merancang rencana
maksiat. Bayangkan, setan mampu merajai hati manusia ketika shalat, bahkan
untuk khayalan perbuatan dosa. Ini tentu sudah kebablasan.
Berkebalikan dengan itu, ketika niat seseorang adalah pada
tercapainya khusyuk dalam shalat, maka akan ada campur tangan Allah di sana.
Ada pertolongan Allah ketika memang ingin menikmati saat-saat berdua
dengan-Nya. Kalaupun menghadapi goncangan-goncangan dari setan, Allah tidak
akan tinggal diam. Dia akan mengosongkan hati dari selain mengingat-Nya. Dia
akan menjauhkan setan darinya. Sebab, bukankah shalat memang bertujuan untuk
mengingat Allah? Maka sudah sewajarnya jika Allah akan memberi kemudahan bagi
orang yang berniat tulus ingin mengingat-Nya.
Karena itu, sudah seharusnya agar shalat khusyuk seseorang sejak
awal menata niatnya. Dan dia tanyakan apakah dirinya apa niat yang sebenarnya
ketika akan mengerjakan shalat. Niat shalat khusyuk akan mengantarkan pada
kekhusyu’an, dan niat menggugurkan kewajiban akan mengantarkan pada gugurnya
kewajiban belaka, tanpa diikuti khusyu’.
Cara agar shalat bisa khusyuk : Menghadirkan hati
Setiap manusia hanya memiliki satu hati. Dan satu hati tersebut
dalam satu waktu hanya bisa fokus pada satu titik perhatian. Hati tidak bisa dipakai untuk fokus
pada dua permasalahan sekaligus. Jika dipakai untuk mengingat permasalahan
dunia, tanggungan pekerjaan yang belum diselesaikan, maka hanya itu yang bisa
dibayangkan oleh hati. Jika dipakai untuk mengingat Allah, meresapi bacaan
shalat, juga hanya itu yang diingat.
Maka di sinilah muncul pertarungan hebat yang saling tarik menarik
di dalam shalat. Antara mengingat Allah, tadabur ayat, atau untuk
mengingat rumah, kantor, dan pekerjaan yang akan ditangani. Jika seseorang
sudah tahu kondisi hati yang seperti ini, tinggal dia mau fokus ke Allah atau ke lain. Fokuskan hati untuk merasakan keagungan
Allah maka akan dia dapatkan kekhusyu’an. Jangan fokuskan hati pada Allah, maka
tidak akan dia dapatkan khusyukan shalat.
Ibnu katsir memberi penjelasan tentang shalat khusyuk,
“sesungguhnya shalat yang khusyuk itu hanya bisa didapatkan oleh orang yang mau
berkonsentrasi dengan sungguh-sungguh. Sehingga dia tidak memedulikan hal-hal
yang lain dan lebih mementingkan shalat itu dari yang lainnya.”,
Dan sebenarnya jika kita telusuri lebih jauh terkait dengan hati
ini, hati yang mudah khusyu’ ketika shalat adalah hati yang sehat, bukan hati yang
sakit atau mati. Hati yang sehat inilah hati yang senantiasa diberi makan
dengan makanan halal, disiram dengan kesejukan tilawah al-Quran, dipupuk dengan
zikir, sehingga tumbuh sehat sesuai fungsi aslinya untuk berdekatan dengan
Allah. Hati yang ketika dibawa dalam shalat akan mampu menghayati dan meresapi
bacaan shalat. Bukan hati yang diberi makan dengan makanan haram, disiram
dengan kebiasaan perkataan kotor dan kasar, dan dipupuk dengan persahabatan
dengan setan, sehingga ketika dipakai untuk shalat susah untuk tunduk meresapi
ayat- ayat dan zikir bacaan shalat.
Itulah cara agar shalat bisa khusyuk bagian pertama dengan
meluruskan niat dan menghadirkan hati. Anda bisa juga membaca artikel
kelanjutan berseri cara agar shalat khusyuk di blog ini.
(gambar: commons.wikimedia.org)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar