Kamis, 03 Maret 2016

Cara Melaksanakan Shalat Dengan Khusyu' di Sela Kesibukan Kerja



Cara melaksanakan shalat dengan khusyu'- Manusia, terutama laki-laki yang telah memiliki tanggung jawab terhadap dirinya atau keluarganya, tidak akan bisa lepas dari kerja. Sebab memang manusia memiliki kebutuhan hidup, yang hanya bisa dicapai dengan sarana itu. Dan biasanya kerja yang dilakasanakan adalah di siang hari hingga sore atau malam. Jadi mau tidak mau ada saat-saat shalat yang melaksanakannya di sela-sela mencari uang
tersebut. Misalnya shalat dhuhur atau ashar.

Dan rupanya bukan perkara mudah menghadirkan hati untuk khusyu’ pada saat melaksanakan shalat di sela-sela kerja. Sebab memang sejak pagi hari fisik sudah diforsir, pikiran juga sudah dikerahkan. Apalagi diantara kita memang ada yang bekerja dengan jenis pekerjaan yang benar-benar menguras pikiran agar bisa profesional. Atau posisi dia di tempat kerja yang cukup tinggi, membawahi banyak karyawan dan menangani berbagai permasalahan. Tentu pikiran sudah banyak tersedot di sana. Maka siang hari, saatnya shalat dhuhur, sulit untuk khusyu’ konsentrasi menghadap Allah.

Atau ada di antara kita yang bekerja dengan mengandalkan fisik, seperti tukang bangunan, tukang mebel, petani dan yang semacam itu. Keringat sejak pagi telah mengalir, tenaga sudah terforsir, bahkan terkadang sampai lemas. Belum lagi jika bekerja di bawah terik matahari. Makin terpojok dan hilang tenaganya.

Maka sebelum melaksanakan shalat, cara agar shalat khusyu’ bagi yang bekerja dengan pikiran,  ada baiknya kita kosongkan otak kita dari segala permasalahan kerja. Permasalahan tersebut adalah permasalahan dunia yang apabila tidak disingkirkan ketika datang waktu mengerjakan shalat akan mengganggunya. Biarlah segala kerumitan tadi diungkit dan dibahas kembali selepas melaksanakan ibadah.

Jika perlu agar khusyu’ berilah jeda istirahat antara kerja dan melaksanakan shalat. Entah jeda waktu lima menit, sepuluh menit, atau beri istirahat dengan makan dan berbicara santai dengan teman. Atau lebih baik lagi, jika kita memanfaatkan waktu sambil tilawah beberapa ayat. Sehingga hati sudah terpaut sejak awal dengan suasana ritual ibadah menuju khusyu’.

Langkah mengosongkan pikiran dan memberi jeda istirahat ini dilakukan adalah bertujuan untuk menyiasati sistem kerja otak. Karena pikiran jika tidak dikosongkan dan diistirahatkan padahal sebelumnya sudah terjerat pada suatu permasalahan, akan butuh waktu untuk bisa benar- benar lepas darinya dan beralih berkonsentrasi pada hal yang lain. Inilah sebabnya mengapa saat fisik bergerak melakukan gerakan shalat, pikiran mengembara menelaah, menganalisa, dan memecahkan perkara kerja. Jauh dari melaksanakan shalat khusyu’.

Sedang untuk jenis pekerjaan yang menguras tenaga, jelas juga butuh jeda waktu untuk mengembalikan kesegaran tubuhnya. Agar otot-otot tidak terlalu kaku, dan pikiran juga kehilangan konsentrasi. Barulah setelah itu kita mengawali melaksanakan shalat. Dengan niat yang telah ditata memang menyengaja mengerjakan shalat dengan tenang dan santai, menyengaja mencapai kekhusyu’an, bukan sekedar menunaikan kewajiban.

Lalu yang harus diperhatikan juga adalah alangkah baiknya jika sejak awal sebelum shalat sudah berencana mengalokasikan waktu secara khusus untuk melaksanakan shalat khusyu’. Persiapkan ruang waktu yang mencukupi, dalam arti cukup untuk mengerjakan shalat secara tuma’ninah, cukup untuk melafazkan zikir sesudah shalat, dan cukup untuk memanjatkan doa dengan sungguh-sungguh. Jangan sampai menjepit sedemikian rupa waktu melaksanakan shalat dengan aktifitas-aktifitas duniawi. Karena ketika seseorang tidak mengalokasikan waktu yang memadai, secara otomatis dia akan terburu-buru, dengan pikiran yang masih didominasi permasalahan kerja. Namun dengan memberi waktu yang memadai, pikiran jadi lebih tenang, hati jadi lebih leluasa untuk meresapi interaksi dengan Allah dalam kekhusyu’an shalat.

Begitulah cara melaksanakan shalat dengan khusyu'.

Allahu a’lam bisshawab

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar