Cara melaksanakan shalat dengan khusyu'- Manusia, terutama laki-laki yang telah
memiliki tanggung jawab terhadap dirinya atau keluarganya, tidak akan bisa
lepas dari kerja. Sebab memang manusia memiliki kebutuhan hidup, yang hanya
bisa dicapai dengan sarana itu. Dan biasanya kerja yang dilakasanakan adalah di
siang hari hingga sore atau malam. Jadi mau tidak mau ada saat-saat shalat yang
melaksanakannya di sela-sela mencari uang
tersebut. Misalnya shalat dhuhur atau
ashar.
Dan rupanya bukan perkara mudah menghadirkan hati untuk khusyu’
pada saat melaksanakan shalat di sela-sela kerja. Sebab memang sejak pagi hari
fisik sudah diforsir, pikiran juga sudah dikerahkan. Apalagi diantara kita
memang ada yang bekerja dengan jenis pekerjaan yang benar-benar menguras
pikiran agar bisa profesional. Atau posisi dia di tempat kerja yang cukup
tinggi, membawahi banyak karyawan dan menangani berbagai permasalahan. Tentu
pikiran sudah banyak tersedot di sana. Maka siang hari, saatnya shalat dhuhur,
sulit untuk khusyu’ konsentrasi menghadap Allah.
Atau ada di antara kita yang bekerja dengan mengandalkan fisik,
seperti tukang bangunan, tukang mebel, petani dan yang semacam itu. Keringat
sejak pagi telah mengalir, tenaga sudah terforsir, bahkan terkadang sampai
lemas. Belum lagi jika bekerja di bawah terik matahari. Makin terpojok dan hilang tenaganya.
Maka sebelum melaksanakan shalat, cara agar shalat khusyu’ bagi
yang bekerja dengan pikiran, ada baiknya
kita kosongkan otak kita dari segala permasalahan kerja. Permasalahan tersebut
adalah permasalahan dunia yang apabila tidak disingkirkan ketika datang waktu mengerjakan
shalat akan mengganggunya. Biarlah segala kerumitan tadi diungkit dan dibahas
kembali selepas melaksanakan ibadah.
Jika perlu agar khusyu’ berilah jeda istirahat antara kerja dan melaksanakan
shalat. Entah jeda waktu lima menit, sepuluh menit, atau beri istirahat dengan
makan dan berbicara santai dengan teman. Atau lebih baik lagi, jika kita
memanfaatkan waktu sambil tilawah beberapa ayat. Sehingga hati sudah
terpaut sejak awal dengan suasana ritual ibadah menuju khusyu’.
Langkah mengosongkan pikiran dan memberi jeda istirahat ini
dilakukan adalah bertujuan untuk menyiasati sistem kerja otak. Karena pikiran
jika tidak dikosongkan dan diistirahatkan padahal sebelumnya sudah terjerat
pada suatu permasalahan, akan butuh waktu untuk bisa benar- benar lepas darinya
dan beralih berkonsentrasi pada hal yang lain. Inilah sebabnya mengapa saat
fisik bergerak melakukan gerakan shalat, pikiran mengembara menelaah,
menganalisa, dan memecahkan perkara kerja. Jauh dari melaksanakan shalat
khusyu’.
Sedang untuk jenis pekerjaan yang menguras tenaga, jelas juga butuh
jeda waktu untuk mengembalikan kesegaran tubuhnya. Agar otot-otot tidak terlalu
kaku, dan pikiran juga kehilangan konsentrasi. Barulah setelah itu kita
mengawali melaksanakan shalat. Dengan niat yang telah ditata memang menyengaja mengerjakan
shalat dengan tenang dan santai, menyengaja mencapai kekhusyu’an, bukan sekedar
menunaikan kewajiban.
Lalu yang harus diperhatikan juga adalah alangkah baiknya jika
sejak awal sebelum shalat sudah berencana mengalokasikan waktu secara khusus
untuk melaksanakan shalat khusyu’. Persiapkan ruang waktu yang mencukupi, dalam
arti cukup untuk mengerjakan shalat secara tuma’ninah, cukup untuk
melafazkan zikir sesudah shalat, dan cukup untuk memanjatkan doa dengan
sungguh-sungguh. Jangan sampai menjepit sedemikian rupa waktu melaksanakan shalat
dengan aktifitas-aktifitas duniawi. Karena ketika seseorang tidak mengalokasikan waktu yang
memadai, secara otomatis dia akan terburu-buru, dengan pikiran yang masih
didominasi permasalahan kerja. Namun dengan memberi waktu yang memadai, pikiran
jadi lebih tenang, hati jadi lebih leluasa untuk meresapi interaksi dengan
Allah dalam kekhusyu’an shalat.
Begitulah cara melaksanakan shalat dengan khusyu'.
Allahu a’lam bisshawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar