Cara Agar khusyuk Shalat – mewujudkan shalat khusyuk ketika shalat berjamaah di masjid butuh
strategi tersendiri. Sebab ketika shalat berjamaah melibatkan banak orang,
dengan karakter shalat yang bermacam-macam. Terkadang ada makmum yang suka
gerak ketika shalat, melafazkan bacaan shalat agak keras sehingga mengganggu
kiri kanan, dan gangguan yang lainnya.
Maka di sinilah perlu mempelajari cara agar khusyuk shalat
ketika berjamaah.
Cara agar khusyuk shalat: Sebagai imam
Seorang imam harus memiliki beberapa kelebihan, baik kelebihan dari
segi pengetahuan fikih (terutama fikih shalat), lafaz bacaan shalat, hingga cara
mencapai shalat khusyu’. Dan perlu diketahui bahwa bagian yang sangat
menentukan bagi kekhusyu’an imam adalah niat. Sebab adakalanya posisi imam itu
bisa melenakan jiwa, bisa menjadikannya merasa lebih baik dari jamaahnya,
sehingga terjatuh dalam riya’. Jika demikian yang terjadi, tidak akan didapat
kekhusyu’an. Riya’ tersebut akan menjadi penyakit bagi hatinya. Perhatiannya
hanya akan terfokus pada amal dhahir belaka, seperti mambaguskan bacaan,
membaguskan gerakan, dan yang semisal dengan itu sehingga mengganggu khusyuk.
Maka disinilah niat awal itu sangat berperan. Jika niatnya ikhlas
karena Allah, dia akan lebih fokus pada kualitas shalat secara keseluruhan,
bukan cuma gerakan tubuh, tapi juga apa yang ada di dalam hati. Dia akan
mengupayakan untuk khusyu’. Dan jika dia sudah ikhlas berupaya khusyuk, maka insya
Allah akan dipermudah oleh Allah. Akan dibukakan hatinya untuk peka
menangkap dan merasakan spiritualitas shalat khusyuk.
Kemudian karena imam ini bertanggung jawab terhadap kekhusyukan jamaah secara
umum, maka ada beberapa yang mesti dia perhatikan ketika shalat. Diantaranya
adalah menjaga tuma’ninah shalat. Khusus untuk imam, hendaknya benar-
benar memperhatikan jeda waktu di setiap gerakan shalat ini. Harus diperkirakan
agar makmum tidak tergesa-gesa memburu gerakan imam. Jika makmum sudah keteteran
maka akan sulit bagi mereka untuk mendapatkan kekhusyu’an. Beri kesempatan pada makmum untuk menikmati
ruku’ dengan bacaannya, i’tidal dengan bacaannya, juga sujud dengan bacaannya.
Lalu tentang membaca al-Fatihah dan surat-surat pendek, baiknya bagi imam untuk melatih suara yang bagus dan
indah. Bacaan yang nyaman didengar akan menjadi “ruh” yang bisa membawa suasana
jamaah pada kekhusyu’an. Makmum akan lebih mudah meresapi bacaan yang jelas,
fasih, dengan lantunan merdu dan enak di dengar, dari pada suara yang
asal-asalan dan tidak jelas yang menodai khusyuk.
Rasulullah saw bersabda, “ sesungguhnya orang yang bagus bacaan
alqurannya tandanya adalah apabila kalian mendengarnya dia sepertinya sangat
takut kepada Allah" (HR. Ibnu majah)
hadis di atas
menunjukkan keutamaan untuk memperbagus bacaan al-Quran. Tidak cuma di waktu
shalat, tapi juga di waktu- waktu lain. Dan khusus untuk waktu shalat, ketika
makmum pasti harus mendengarkannya, maka tentu lebih utama untuk memperindah bacaannya,
Agar khusyuk seorang
imam hendaknya juga harus faham kondisi makmum. Apakah orang yang shalat di
belakangnya itu adalah para orang tua, pemuda, atau masyarakat umum. Apakah
mereka orang-orang sibuk, sedang istirahat santai, atau bagaimana. Hal ini
untuk menentukan seberapa lama tuma’ninah yang diperlukan
agar khusyuk. Sesuaikan dengan kondisi mereka, karena demikianlah yang
diajarkan Rasulullah saw. Bisa jadi di saat-saat tertentu shalat perlu
diperlama, misalkan jika jamaah sedang santai. Namun di waktu-waktu yang lain
perlu diperpendek, asalkan tidak keluar dari batas minimal tuma’ninah.
Misalnya para jamaah sedang istirahat kerja yang waktunya cuma sebentar. Diatur
sedemikian rupa seperti ini agar mereka tidak gundah, tidak terganggu
ketenangannya, yang tentunya berakibat pula pada kualitas kekhusyukan
shalatnya.
Lalu bagi imam agar khusyuk shalat hendaknya membaca surat yang benar-benar
dia hapal. Sebab bila surat yang dia lantunkan dari lisannya tidak terhapal
kuat, dikhawatirkan akan terjadi kesalahan, atau lupa di tengah- tengah
bacaannya. Jika kelemahan ini terjadi, akan berpengaruh besar pada kekhusu’an
jamaah. Konsentrasi mereka jadi terganggu, tidak bisa lagi menikmati ayat al-Quran. Bahkan terkadang bisa muncul perasaan buruk
sangka, bahwa imam tersebut sepertinya tidak layak untuk memimpin shalat
mereka.
Cara agar khusyuk shalat: Sebagai makmum
Makmum yang baik adalah makmum yang datang di awal waktu. Hal ini
selain untuk berkesempatan menunaikan shalat sunah juga untuk mempersiapkan
diri masuk dalam suasana ritual ibadah shalat khusyuk. Berbeda sekali antara orang yang baru datang
ke masjid langsung shalat berjamaah dengan orang yang memang sejak awal sudah mempersiapkan diri.
Karena mereka jauh lebih siap menata hati dan fisik agar khusyuk.
Kemudian jika terpaksa terlambat, imam sudah mulai shalat, maka hendaknya
berjalan menuju shaf dengan tenang adalah yang dianjurkan. Tidak perlu
tergesa- gesa apalagi berlari. Jika terburu-buru nafas akan berhembus cepat,
jantung akan berdetak keras, dan tentu hal ini akan mengganggu konsentrasi.
Tidak akan bisa khusyu’. Jamaah lain yang berdiri di sebelahnya juga bisa
terganggu oleh tindakannya, tidak bisa khusyuk. Karena itulah Rasulullah saw
bersabda,
“apabila shalat telah mulai dilaksanakan maka janganlah kalian
terburu-buru mendatanginya, tapi lakukan dengan tenang. Apa yang kalian
dapatkan dari pelaksanaan shalat jamaah maka lakukan, dan apa yang kurang
karena tertinggal maka sempurnakan.” (H.R. Muslim)
Hal ini di samping sebagai arahan aturan fikih ketika terlambat
datang berjamaah, yaitu mengikuti gerakan imam di rakaat berapapun, kemudian
menambahkan rakaat yang terlewat, juga sebagai petunjuk untuk tidak tergesa-
gesa memburu berjamaah. Sebab jika terlambat sudah diberikan solusi tersebut
oleh Allah.
Lalu agar khusyuk makmum hendaknya berusaha memahami dan menikmati
bacaan imam. Dia harus menyingkirkan segala pikiran yang mengganggu
konsentrasi. Jika imam membaca ayat tentang nikmat, maka tundukkan hati untuk
mengakui nikmat Allah yang begitu banyak. Jika imam melantunkan ayat tentang
siksa, maka heningkan jiwa hingga muncul perasaan takut terhadap azab Allah
yang pedih tersebut.
Kemudian juga bagi makmum cara agar khusyuk shalat sudah
seharusnya menjaga tuma’ninah. Maksudnya dengan tidak bergerak sebelum
imam usai sempurna melakukan gerakannya. Misalnya ketika turun akan sujud, maka
biarkan imam selesai dengan gerakannya yang ditandai dengan usainya kalimat
takbir Allahu akbar. Barulah setelah itu makmum bergerak sujud.
Kemudian baiknya kita ketahui juga, bahwa jika terburu-buru saja
tidak boleh, maka dalam shalat ini lebih dilarang lagi mendahului gerakan imam.
Misalnya imam belum selesai sujud, makmum sudah lebih dahulu berdiri dari
sujud. Atau imam baru selesai membaca surat pendek, makmum sudah bergerak
rukuk. Hanya karena dia tahu bacaan imam sudah tuntas, tidak menunggu takbir
imam.
Namun bukan berarti karena tidak boleh
mendahului atau menyamai gerakan imam, maka makmum kemudian terlalu melambatkan
gerakannya, sehingga terlalu tertinggal dari imam. Sebab bisa jadi karena
alasan kekhusyu’an, dia memperlama sujudnya sendiri. Dia terlalu
menikmati saat-saat pasrah dan dekat pada Allah. Imam dan makmum lain sudah lama bangkit
dia tetap sujud. Hal ini tentu tidak diperbolehkan, sebab yang namanya shalat
berjamaah harus dipatuhi aturan berjamaah. Tujuan berjamaah adalah kebersamaan,
maka tidak diperkenankan melakukan gerakan yang berbeda, termasuk menyangkut
lamanya sujud.
Kemudian juga bagi makmum agar terjaga
kekhusyukan hendaknya menghindari segala aroma yang kurang enak, baik dari mulut, badan, ataupun pakaian. Sebab hal ini dapat mengganggu kosentrasi orang yang shalat disampingnya. Dalam
sebuah hadis disebutkan bahwa Rasulullah saw melarang orang yang selesai makan
bawang menghadiri shalat jama’ah (HR bukhari Muslim). Karena aroma bawang dapat
mengganggu kekhusyukan.
Maka demikianlah, dengan mengikuti aturan
berjamaah yang baik, akan bisa kita dapatkan kesempurnaan berjamaah. Yaitu
kebersamaan dalam gerakan badan sesuai aturan
syariat, dan kebersamaan dalam mengelola hati untuk menghadap Allah dengan cara shalat khusyuk.
(gambar: commons.wikimedia.org)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar