Kamis, 03 Maret 2016

Cara Agar Khusyuk Shalat Ketika Berjamaah



Cara Agar khusyuk Shalat – mewujudkan shalat khusyuk ketika shalat berjamaah di masjid butuh strategi tersendiri. Sebab ketika shalat berjamaah melibatkan banak orang, dengan karakter shalat yang bermacam-macam. Terkadang ada makmum yang suka gerak ketika shalat, melafazkan bacaan shalat agak keras sehingga mengganggu kiri kanan, dan gangguan yang lainnya.

Maka di sinilah perlu mempelajari cara agar khusyuk shalat ketika berjamaah.

Cara agar khusyuk shalat: Sebagai imam


Seorang imam harus memiliki beberapa kelebihan, baik kelebihan dari segi pengetahuan fikih (terutama fikih shalat), lafaz bacaan shalat, hingga cara mencapai shalat khusyu’. Dan perlu diketahui bahwa bagian yang sangat menentukan bagi kekhusyu’an imam adalah niat. Sebab adakalanya posisi imam itu bisa melenakan jiwa, bisa menjadikannya merasa lebih baik dari jamaahnya, sehingga terjatuh dalam riya’. Jika demikian yang terjadi, tidak akan didapat kekhusyu’an. Riya’ tersebut akan menjadi penyakit bagi hatinya. Perhatiannya hanya akan terfokus pada amal dhahir belaka, seperti mambaguskan bacaan, membaguskan gerakan, dan yang semisal dengan itu sehingga mengganggu khusyuk.

Maka disinilah niat awal itu sangat berperan. Jika niatnya ikhlas karena Allah, dia akan lebih fokus pada kualitas shalat secara keseluruhan, bukan cuma gerakan tubuh, tapi juga apa yang ada di dalam hati. Dia akan mengupayakan untuk khusyu’. Dan jika dia sudah ikhlas berupaya khusyuk, maka insya Allah akan dipermudah oleh Allah. Akan dibukakan hatinya untuk peka menangkap dan merasakan spiritualitas shalat khusyuk.

Kemudian karena imam ini bertanggung jawab terhadap kekhusyukan jamaah secara umum, maka ada beberapa yang mesti dia perhatikan ketika shalat. Diantaranya adalah menjaga tuma’ninah shalat. Khusus untuk imam, hendaknya benar- benar memperhatikan jeda waktu di setiap gerakan shalat ini. Harus diperkirakan agar makmum tidak tergesa-gesa memburu gerakan imam. Jika makmum sudah keteteran maka akan sulit bagi mereka untuk mendapatkan kekhusyu’an. Beri kesempatan pada makmum untuk menikmati ruku’ dengan bacaannya, i’tidal dengan bacaannya, juga sujud dengan bacaannya.

Lalu tentang membaca al-Fatihah dan surat-surat pendek, baiknya bagi imam untuk melatih suara  yang bagus dan indah. Bacaan yang nyaman didengar akan menjadi “ruh” yang bisa membawa suasana jamaah pada kekhusyu’an. Makmum akan lebih mudah meresapi bacaan yang jelas, fasih, dengan lantunan merdu dan enak di dengar, dari pada suara yang asal-asalan dan tidak jelas yang menodai khusyuk.

Rasulullah saw bersabda, “ sesungguhnya orang yang bagus bacaan alqurannya tandanya adalah apabila kalian mendengarnya dia sepertinya sangat takut kepada Allah" (HR. Ibnu majah)

hadis di atas menunjukkan keutamaan untuk memperbagus bacaan al-Quran. Tidak cuma di waktu shalat, tapi juga di waktu- waktu lain. Dan khusus untuk waktu shalat, ketika makmum pasti harus mendengarkannya, maka tentu lebih utama untuk memperindah bacaannya,

Agar khusyuk seorang imam hendaknya juga harus faham kondisi makmum. Apakah orang yang shalat di belakangnya itu adalah para orang tua, pemuda, atau masyarakat umum. Apakah mereka orang-orang sibuk, sedang istirahat santai, atau bagaimana. Hal ini untuk menentukan seberapa lama tuma’ninah yang diperlukan agar khusyuk. Sesuaikan dengan kondisi mereka, karena demikianlah yang diajarkan Rasulullah saw. Bisa jadi di saat-saat tertentu shalat perlu diperlama, misalkan jika jamaah sedang santai. Namun di waktu-waktu yang lain perlu diperpendek, asalkan tidak keluar dari batas minimal tuma’ninah. Misalnya para jamaah sedang istirahat kerja yang waktunya cuma sebentar. Diatur sedemikian rupa seperti ini agar mereka tidak gundah, tidak terganggu ketenangannya, yang tentunya berakibat pula pada kualitas kekhusyukan shalatnya.

Lalu bagi imam agar khusyuk shalat hendaknya membaca surat yang benar-benar dia hapal. Sebab bila surat yang dia lantunkan dari lisannya tidak terhapal kuat, dikhawatirkan akan terjadi kesalahan, atau lupa di tengah- tengah bacaannya. Jika kelemahan ini terjadi, akan berpengaruh besar pada kekhusu’an jamaah. Konsentrasi mereka jadi terganggu, tidak bisa lagi menikmati ayat al-Quran.  Bahkan terkadang bisa muncul perasaan buruk sangka, bahwa imam tersebut sepertinya tidak layak untuk memimpin shalat mereka.

Cara agar khusyuk shalat: Sebagai makmum


Makmum yang baik adalah makmum yang datang di awal waktu. Hal ini selain untuk berkesempatan menunaikan shalat sunah juga untuk mempersiapkan diri masuk dalam suasana ritual ibadah shalat khusyuk. Berbeda sekali antara orang yang baru datang ke masjid langsung shalat berjamaah dengan orang yang memang sejak awal sudah mempersiapkan diri. Karena mereka jauh lebih siap menata hati dan fisik agar khusyuk.

Kemudian jika terpaksa terlambat, imam sudah mulai shalat, maka hendaknya berjalan menuju shaf dengan tenang adalah yang dianjurkan. Tidak perlu tergesa- gesa apalagi berlari. Jika terburu-buru nafas akan berhembus cepat, jantung akan berdetak keras, dan tentu hal ini akan mengganggu konsentrasi. Tidak akan bisa khusyu’. Jamaah lain yang berdiri di sebelahnya juga bisa terganggu oleh tindakannya, tidak bisa khusyuk. Karena itulah Rasulullah saw bersabda,

“apabila shalat telah mulai dilaksanakan maka janganlah kalian terburu-buru mendatanginya, tapi lakukan dengan tenang. Apa yang kalian dapatkan dari pelaksanaan shalat jamaah maka lakukan, dan apa yang kurang karena tertinggal maka sempurnakan.” (H.R. Muslim)

Hal ini di samping sebagai arahan aturan fikih ketika terlambat datang berjamaah, yaitu mengikuti gerakan imam di rakaat berapapun, kemudian menambahkan rakaat yang terlewat, juga sebagai petunjuk untuk tidak tergesa- gesa memburu berjamaah. Sebab jika terlambat sudah diberikan solusi tersebut oleh Allah.

Lalu agar khusyuk makmum hendaknya berusaha memahami dan menikmati bacaan imam. Dia harus menyingkirkan segala pikiran yang mengganggu konsentrasi. Jika imam membaca ayat tentang nikmat, maka tundukkan hati untuk mengakui nikmat Allah yang begitu banyak. Jika imam melantunkan ayat tentang siksa, maka heningkan jiwa hingga muncul perasaan takut terhadap azab Allah yang pedih tersebut.

Kemudian juga bagi makmum cara agar khusyuk shalat sudah seharusnya menjaga tuma’ninah. Maksudnya dengan tidak bergerak sebelum imam usai sempurna melakukan gerakannya. Misalnya ketika turun akan sujud, maka biarkan imam selesai dengan gerakannya yang ditandai dengan usainya kalimat takbir Allahu akbar. Barulah setelah itu makmum bergerak sujud.


Kemudian baiknya kita ketahui juga, bahwa jika terburu-buru saja tidak boleh, maka dalam shalat ini lebih dilarang lagi mendahului gerakan imam. Misalnya imam belum selesai sujud, makmum sudah lebih dahulu berdiri dari sujud. Atau imam baru selesai membaca surat pendek, makmum sudah bergerak rukuk. Hanya karena dia tahu bacaan imam sudah tuntas, tidak menunggu takbir imam.

Namun bukan berarti karena tidak boleh mendahului atau menyamai gerakan imam, maka makmum kemudian terlalu melambatkan gerakannya, sehingga terlalu tertinggal dari imam. Sebab bisa jadi karena alasan kekhusyu’an, dia memperlama sujudnya sendiri. Dia terlalu menikmati saat-saat pasrah dan dekat pada Allah. Imam dan makmum lain sudah lama bangkit dia tetap sujud. Hal ini tentu tidak diperbolehkan, sebab yang namanya shalat berjamaah harus dipatuhi aturan berjamaah. Tujuan berjamaah adalah kebersamaan, maka tidak diperkenankan melakukan gerakan yang berbeda, termasuk menyangkut lamanya sujud.

Kemudian juga bagi makmum agar terjaga kekhusyukan hendaknya menghindari segala aroma yang kurang enak, baik dari mulut, badan, ataupun pakaian. Sebab hal ini dapat mengganggu kosentrasi orang yang shalat disampingnya. Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa Rasulullah saw melarang orang yang selesai makan bawang menghadiri shalat jama’ah (HR bukhari Muslim). Karena aroma bawang dapat mengganggu kekhusyukan.

Maka demikianlah, dengan mengikuti aturan berjamaah yang baik, akan bisa kita dapatkan kesempurnaan berjamaah. Yaitu kebersamaan dalam gerakan  badan sesuai aturan syariat, dan kebersamaan dalam mengelola hati untuk  menghadap Allah dengan cara shalat khusyuk.

(gambar: commons.wikimedia.org)

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar