Jumat, 29 Januari 2016

Bahaya Riya Dalam Islam



Bahaya Riya Dalam Islam - riya adalah memperlihatkan amal pada orang lain dengan harapan mendapat posisi, kedudukan, pujian, dan segala bentuk keduniaan lainnya. Dia mengabaikan keagungan Allah, harapan balasan besar dari-Nya, hanya karena faktor menggiurkan sesaat dan tunai di dunia. Maka hilanglah akhirat demi kerendahan dunia.
Bagi orang yang tidak mawas diri, setan dengan mudah akan menyandera hatinya, membolak balikkannya, sehingga kaburlah kebersihan niatnya.

Terlebih bagi orang yang lemah keyakinannya akan balasan akhirat, akan makin gampang lagi bagi setan untuk menghiasi keindahan dunia di depan matanya, menjadikan dunia yang mati-matian diburunya. Jadilah orientasi perbuatannya adalah pada manfaat dunia yang ingin dicapai. Karena itu, riya’ ini paling mudah menjangkiti orang-orang munafik. Manusia yang hanya menonjolkan kebaikan dan keshalihan dhahir, padahal hatinya berpaling dari niat kebaikan.

Allah berfirman ,’’ sesungguhnya para orang munafik itu menipu kepada allah dan Allah akan memberi balasan menipu mereka. Dan apabila orang-orang itu mengerjakan shalat maka mereka mengerjakan dengan kemalasan. Mereka riya di hadapan manusia yang lain. Dan mereka tidak berzikir kepada Allah kecuali sedikit saja.” (An-Nisaa ayat 142)

Bahaya riya Dalam Islam : sebagai cabang kemusyrikan


Riya juga merupakan salah satu cabang dari kemusyrikan, atau yang biasa disebut dengan syirik kecil. Karena dengan riya’ berarti telah menduakan Allah dalam tujuan perbuatan. Padahal seharusnya tidak boleh ada persekutuan, atau berpalingnya tujuan ibadah selain kepada Allah. Meskipun kadar syirik pada riya’ tidak setara dengan syirik menjadikan Tuhan lain selain Allah, namun tetap penyebutan syirik kecil mengindikasikan kuatnya penekanan perintah untuk menjauhinya.

Ingatlah sabda Rasulullah saw yang menjelaskan bahaya riya berikut ini,

Sesungguhnya sesuatu yang aku takuti dari kalian adalah adanya syirik kecil.” Shahabat bertanya,”apakah itu syirik kecil wahai Rasulullah?” beliau menjawab “riya, kelak saat membalas amal hambanya Allah berkata, “”pergilah kalian kepada apa yang telah kalian tuju berbuat riya, dan lihat apakah kalian mendapatkan balasan darinya. (HR Ahmad dengan sanad hasan ).

Bahaya riya dalam Islam : di dunia dan akhirat


Orang yang paling merana kelak di akhirat adalah pelaku riya’. Sebab dia sudah berkorban di dunia dengan mengupayakan perbuatan dhahir yang dilihat manusia. Dia sudah disibukkan dan dipusingkan dengan upaya agar kebaikannya disanjung manusia. Jika tidak ada yang memperhatikan maupun memberi pujian, dia akan kecewa. Seakan sia-sia amal upayanya. Dan bila ada yang melihatnya, sebenarnya dia hanya memperoleh balasan kecil berupa kata-kata sanjungan dan kedudukan semu dunia. Maka dalam bandingannya dengan akhirat, seperti tadi disebutkan dia bisa kehilangan dunia atau memperoleh sedikit kesenangan dunia, namun yang pasti dia akan kehilangan akhirat. Balasan terbesar yang terlewat dari niatnya. Dia akan dihukum sepadan dengan kegelapan hati dan motifasinya beramal.

Maka menjauhi riya’ ini sesuatu yang wajib dilakukan. Hanya saja tentu butuh perjuangan untuk melaksanakannya. Terkadang seseorang bisa lepas dari riya di suatu saat, namun di saat-saat lain hatinya bisa berpaling secara perlahan dan tidak terdeteksi dengan baik olehnya, terjatuh dalam kubangan pamer amal. Dia terlena oleh kehalusan tipuan setan, yang baru disadarinya tipuan itu setelah selesai berbuat. Hanya sedikit orang yang bisa mewujudkan penjauhan diri dari riya’. Hanya orang-orang pilihan yang setiap saat tak kenal lelah memperhatikan lintasan hatinya.

Itulah diantara bahaya riya dalam Islam yang harus diperhatikan


(gambar: khuda.deviantart.com)

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar