Minggu, 31 Januari 2016

Allah Mengabulkan Doa Hambanya



Allah SWT mengabulkan doa hambanya – Allah swt adalah zat yang Maha Kuasa, Maha Perkasa, juga Maha Pengasih dan Penyayang. Milik-Nya segala yang ada di langit dan di bumi. Milik-Nya segala rejeki, yang diberikan oleh-Nya kepada hambanya yang dikehendaki-Nya. Jika Dia berkeinginan, tidak ada satupun makhluk yang sanggup menghalangi. Sementara sebaliknya manusia adalah makhluk lemah yang memiliki berbagai keterbatasan. Terbatas kemampuannya dalam mencari rejeki, terbatas
kesanggupannya untuk menghadapi bencana, dan terbatas kekuatannya untuk menghadapi sakit. Maka beruntunglah hambanya ada Allah swt yang menjadi tempatnya mengadu dan meminta. Dan lebih beruntung lagi, doa hambanya itu pasti dikabulkan oleh Allah swt.

Allah berfirman, “dan apabila hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang aku, maka sesungguhnya Aku sangat dekat. Aku mengabulkan doa orang yang memohon kepada-Ku, maka hendaknya mereka itu memenuhi tuntutan-Ku (perintah-Ku) dan mereka hendaknya beriman kepada-Ku agar mereka senantiasa berada dalam kelurusan. (QS. al-Baqarah: 186)

Setiap Allah swt mengabulkan doa, sama sekali tidak akan mengurangi kekayaan Allah. Juga tidak akan pernah mengurangi kekuasaan dan kebesaran Allah swt. Katakanlah jika hambanya memohon pada Allah swt untuk diberikan rejeki, kemudian Allah swt mengabulkan doa itu dengan diberikan harta yang berlimpah, sama sekali tidak akan mengurangi harta-Nya. Sebab kekayaan milik-Nya tidaklah terbatas. Tidak ada kerugian sama sekali bagi Allah dengan mengabulkan doa tersebut. Apalagi dengan sifat Maha Pengasih dan Penyayang-Nya menjadikannya mudah untuk tersentuh mengabulkan doa hambanya.

Cara Allah mengabulkan doa hambanya


Adapun cara Allah swt mengabulkan doa, hendaknya ini yang harus kita pahami. Agar kita tidak terjebak pada perasaan kecewa, berprasangka buruk pada Allah swt, karena merasa keinginannya tidak terpenuhi. Allah mengabulkan dengan tiga cara, disesuaikan dengan kondisi hamba-Nya, jenis permintaannya, dan diperhitungkan dengan hikmah dan pengetahuan Allah swt bahwa jenis pengabulan tersebut yang terbaik bagi seseorang. Tiga cara ini sebagaimana disebutkan dalam hadis Tabrani.

Rasulullah saw bersabda, “tidaklah seseorang berdoa kepada Allah dengan sudatu doa, maka Allah akan mengabulkannya, yaitu dengan mendapatkan salah satu diantara tiga hal: dipercepat diberikan di dunia, disimpan untuknya di akhirat kelak, atau diganti oleh Allah dengan tercegah dari suatu musibah yang serupa.” (HR. Thabrani).

Berdasarkan pada hadis ini, maka cara Allah swt mengabulkan doa hambanya yang pertama adalah dengan diberikan di dunia sesuai dengan apa yang diminta. Ketika seorang hamba berdoa kepada Allah swt, maka Allah akan melihat pada beberapa hal. Diantaranya adalah kualitas pribadi seseorang dan isi doanya. Jika kualitas pribadinya shalih, seorang yang bertakwa, menjauhi keharaman, ketika berdoa juga memohon dengan penuh kesungguhan. Kemudian isi doanya juga baik dan wajar. Baik maksudnya jika dikabulkan di dunia akan mendatangkan kebaikan bagi agama dan kehidupannya. Wajar maksudnya apa yang dia pinta sesuai dengan kondisinya, bukan sesuatu yang muluk-muluk, misalnya seorang pemalas berdoa mohon diberikan kekayaan berlimpah. Jika demikian besar kemungkinan akan dikabulkan di dunia.

Kemudian cara Allah swt mengabulkan doa hambanya kedua, diberikan di akhirat. Doa akan dikabulkan di akhirat apabila dalam pertimbangan Allah swt pemberian di akhirat tersebut akan lebih baik bagi nasib hamba-Nya. Sedang jika diberikan di dunia tidak akan mendatangkan kemaslahatan, bahkan akan mengakibatkan munculnya kemudharatan. Karena akan merusak agama dan kehidupannya, menjauhkannya dari ibadah, dan segala bentuk ketidakbaikan sesuai dengan ilmu dan hikmah Allah swt yang Maha Mengetahui yang terbaik bagi hamba-Nya.

Dan cara Allah swt mengabulkan doa hambanya ketiga, diganti dengan mencegahnya dari musibah yang serupa. Hal ini dilakukan oleh Allah apabia Dia melihat yang terbaik bagi hamba-Nya atas doanya adalah dengan dijauhkan dari musibah tertentu. Misalnya orang berdoa memohon diberi kekayaan. Dia tidak dijadikan kaya oleh Allah swt, tapi dicegah dari sakit, sehingga hidupnya tenang dan tidak terkuras uangnya untuk berobat. Sedang jika kaya bisa jadi dia akan mendapat musibah sakit, sehingga harus berobat dengan menghabiskan seluruh kekayaannya tersebut. Atau berobat lama tapi tidak sembuh, uangnya terkuras banyak tapi dia tetap kaya, hanya saja dia tidak bisa menikmati kekayaannya karena derita sakitnya itu.

Demikianlah cara Allah swt dalam mengabulkan doa hambanya. Jadi intinya setiap doa tidaklah tercampakkan sia-sia.


(gambar: flickr.com)

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar