jadi 100 orang. Atau shahabat yang terkena kewajiban berjihad lalu mangkir, yang kemudian menyesalinya. Dariberbagai kisah itu, dan juga berbagai dalil, tersimpulkan beberapa syarat agar suatu taubat diterima oleh Allah.
Syarat taubat pertama: menyesal
Hal ini terkait dengan masa
lalu. Menyeruaknya penyesalan di dalam hati atas perbuatan maksiat yang telah
dia lakukan. Tanda penyesalan bisa berupa kesedihan yang mendalam, atau
himpitan di jiwa sehingga seolah-olah dunia luas ini terasa sempit. Jika waktu
dapat diputar, dia ingin kembali untuk merubah tindakannya.
Hati-hati, terkadang
seseorang merasa sudah bertaubat pada Allah tapi pada kenyataannya belum. Dia
tidak lagi melakukan suatu kejahatan seperi yang pernah dia lakukan di masa
lalu, tapi jika bertemu teman-temannya merasa bangga dengan apa yang dahulu
telah dia perbuat. Dia bercerita memamerkan kenakalannya, kegemaran mencurinya,
dan tidak tampak penyesalan di raut wajahnya.
Syarat taubat kedua:
berhenti dari perbuatan dosa
Hal ini terkait dengan masa
sekarang. Jika benar penyesalan seseorang menguat, akan berlanjut pada
penghentian diri dari kemaksiatan. Ibarat pohon, penyesalan tadi adalah benih
yang menumbuhkan batang kemudian menghasilkan buah-buahnya. Penghentian dari
perbuatan dosa di masa sekarang adalah salah satu buahnya.
Jika dilihat realita di
masyarakat, ada kalanya benih penyesalan tadi terlalu buruk kualitasnya,
sehingga tidak mampu menumbuhkan batang pohon, apalagi menghasilkan buah
penghentian maksiat. Maka acara dosa jalan terus. Para pekerja seks, pemabuk,
pencuri, biasanya tetap memiliki setitik perasaan penyesalan. Hanya saja
seberapa kuat untuk menggerakkan anggota tubuh berhenti dari perbuatan buruk
tersebut. Jika besar penyesalannya, otomatis akan berpengaruh pada perbuatannya
Syarat taubat ketiga:
bertekat tidak akan mengulangi
Hal ini terkait dengan
masa depan. Benih pohon penyesalan tadi juga menghasilkan buah berupa tekat
untuk tidak melakukan di masa yang akan datang. Cukup kemaksiatan itu ada di
masa lalu saja. Bahkan dia kemudian memperbaiki dengan melahap amalan-amalan
sunah, berusaha shalat tahajud, berpuasa senin dan kamis.
Syarat taubat keempat:
mengembalikan hak orang lain
Hal ini berkaitan dengan
dosa akibat mengambil hak orang lain. Allah sangat menjaga hak manusia,
sehingga tidak boleh dizalimi oleh orang lain. Dan bisa jadi, inilah bagian
tersulit dari taubat. Adakalanya manusia memiliki sifat gengsi untuk mengakui
suatu kesalahan, rasa malu untuk mengembalikan hasil curian. Atau takut
direndahkan strata sosialnya apabila diketahui aibnya itu. Ini adalah wilayah
perang antara mengikuti setan mempertahankan ego tidak mau mengembalikan hak,
atau mengikuti tuntunan Allah berbesar hati mengakui kesalahannya.
Ingat, meskipun di dunia
ini bisa lebih menggelembungkan ego tidak mau mengembalikan hak, toh di akhirat
akan terbongkar penzaliman itu. Akan diambilkan dari pahalanya untuk diberikan
pada orang yang dizalimi. Jadi pengembalian hak ini sebenarnya masalah waktu
saja. Lebih baik akui kesalahan sekarang, kembalikan hak, lalu aman di akhirat
kelak.
“Barang siapa yang pernah
menzalimi seseorang baik kehormatannya maupun lainnya, maka mintalah dihalalkan
hari ini. Sebelum datang hari yang ketika itu tidak ada dinar dan dirham. Jika
dia memiliki amal shalih maka diambillah amal shalihnya sesuai kezaliman yang
dilakukannya. Namun jika tidak ada amal shalihnya, maka diambil kejahatan orang
itu (pihak yang dizalimi) lalu dipikulkan kepadanya” (HR Bukhari)
Allahu a’lam bisshawab
Artikel Terkait
- 18 Keutamaan Puasa Senin Kamis Ini Memukau Nalar
- Inilah 21 Keutamaan Membaca Al Quran Yang Bisa Merubah Kemalasan Anda Bertilawah
- 18 Keutamaan Shalat Tahajud Ini Akan Membuat Anda Tercengang
- Inilah 12 Keutamaan Sholat Dhuha Yang Membuat Anda Rugi Jika Meninggalkannya
- Inilah 5 Keutamaan Membaca Surat Al Kahfi Pada Hari Jumat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar