Kebahagiaan dan
kegembiraan puncak bisa didapat bagi orang yang khusyu’ dalam ibadah shalatnya.
Dia dekatkan dirinya pada Allah, sehingga kelak bertemu dengan-Nya mendapat
kehormatan besar, dengan dimasukkan ke dalam surga Firdaus (lihat QS.
Al-Mu’minun: 1-11). Sebuah tempat tertinggi, termegah, dan termahal di
surga.
Kita tentu juga ingin mendapat anugerah tersebut. Maka berikut ini diantara cara untuk bisa khusyu’ beribadah shalat.
Cara shalat khusyu
pertama: luruskan niat
Niat yang dimaksudkan di
sini bukan sekedar keikhlasan. Tapi lebih khusus adalah menyengaja bertekat
untuk mencapai khusyu’. Sebab adakalanya orang ikhlas lillahi taala
shalat, tapi sayangnya niatnya terbatas sekedar menggugurkan kewajiban. Dia
ikhlas, dan gugur kewajibannya, tapi bagaimanapun akan sulit untuk mencapai
khusyu’. Khusyu’ butuh kesungguhan upaya, dan demikian itu diawali dengan tekat
di awal sebelum shalat; “aku harus melaksanakan shalat secara khusyu’”.
Cara shalat khusyu kedua:
hadirkan hati
Hati manusia hanya satu,
dan dalam satu waktu hanya bisa dipergunakan untuk berkonsentrasi pada satu hal
saja. Jika berkonsentrasi pada sesuatu, berarti akan berpaling dari yang lain. Maka
shalat khusyu’ perlu konsentrasi, yaitu fokusnya hati pada Allah semata,
sehingga berpaling dari yang lain. Masalah di tempat kerja, masakan di dapur,
kerewelan anak, harus tersingkirkan. Ingat bahwa orang yang shalat berarti
tengah menghadap dan diawasi Allah. Maka hati yang merupakan sarana untuk menghadap-Nya
harus dijauhkan dari segala bersitan yang merusak
Cara shalat khusyu’
ketiga: menghayati bacaan.
Menghayati bacaan adalah
ruh dari shalat khusyu’. Sebagaimana jasad tanpa ruh adalah mayit, shalat tanpa
penghayatan bacaan juga “mayit” (tidak khusyu). Bisa kita bayangkan jika
seseorang shalat selama lima menit misalnya, berdiri, ruku’ sujud dan
melaksanakan segala gerakannya tanpa penghayatan bacaan. Maka kemana arah konsentrasinya
selama lima menitu tersebut. Hampir bisa dipastikan keluar dari penghayatan
ibadah.
Maka tidak ada ruginya
bagi orang yang belum paham arti bacaan al-Fatihah, surat-surat pendek, dan
bacaan shalat lainnya untuk belajar. Apalagi shalat ini menjadi kewajiban
muslim sepanjang hayat.
Cara shalat khusyu
keempat: tidak tergesa-gesa.
Ketenangan atau tuma’ninah
shalat bukan sekedar rukun sehingga tidak sah shalat seseorang tanpanya. Tapi
juga sebagai sarana mencapai khusyu’. Dengan ketenangan akan didapat rantai
hasil selanjutnya; berupa kemudahan menghadirkan hati dan menghayati bacaan.
Sebaliknya ketergesa-gesaan mendatangkan lintasan-lintasan ingatan duniawi yang
merusak. Setan mudah sekali mempermainkan orang yang terburu-buru.
Cara shalat khusyu kelima:
anggap sebagai shalat terakhir
Manusia seperti seseorang
yang telah ditodongkan pistol di kepalanya oleh malaikat. Hanya tinggal
menunggu perintah kapan ditarik pelatuknya. Kematian adalah misteri yang tidak
bisa diprediksi kapan datangnya. Bisa jadi ketika shalat itulah akan dicabut
ruhnya. Maka bagi peshalat hendaknya mengingat hal ini. Dan jika dia sadar, dia
akan berupaya membaguskan kualitas shalatnya. Siapa tahu shalat kala itu adalah
aktifitas penutup sebelum menghadapi hari mengerikan di perhitungan amal kelak.
Rasulullah saw bersabda: “kalau engkau mengerjakan shalat, maka shalatlah
seperti shalatnya orang yang hendak meninggal”(HR. Ahmad)
Allahu a’lam bisshawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar