Kebanyakan manusia
ingin jadi orang baik. Dengan capaian iman yang stabil, dan takwa yang puncak.
Tapi sayang terkadang iman dan takwa ini turun, sehingga memunculkan kemalasan
beribadah, enggan berinfak, dan ogah membaca al-Quran. Menyikapi kondisi ini,
terkadang seseorang perlu memaksa dirinya sendiri untuk mulai berbuat.
berinfak, maka paksa gerakkan tangan merogoh dompet, mengambil uang, masukkan ke kotak infak.
Pemaksaan diri
awalnya memang susah. Harus tegar melawan diri sendiri yang terbawa rasa
kehilangan semangat. Tapi jika sudah dilakukan, akan menyembuhkan sifat malas itu.
Seperti anak kecil yang dipaksa minum obat karena sakit demam. Beratnya luar biasa
membujuknya minum obat. Dan ketika bersedia minum, terasa pahit obat itu di
awalnya, tapi sesudah itu bisa merubah demam jadi sehat.
Alasan pemaksaan
diri
Diantara alasan
pemaksaan diri adalah: pertama,
adanya musuh, yaitu setan. Ketika iblis sebagai induk setan dikeluarkan dari
surga setelah menolak sujud pada nabi Adam, maka di saat itulah awal genderang
permusuhannya dengan manusia dimulai. Iblis meminta pada Allah untuk diberi
jatah umur panjang, dengan tekat mencari pengikut sebanyak-banyaknya. “iblis
menjawab: Demi kekuasaan engkau, aku akan menyesatkan mereka semuanya” (QS.
Shad: 82).
Iblis dalam upayanya
merekrut pengikut mengatur berbagai strategi licik. Dia membujuk dengan segala
cara, terang-terangan maupun sembunyi- sembunyi, kasar maupun halus. Dia hembuskan
nafsu yang ada pada diri manusia, yang secara tabiat menyuruh pada kemaksiatan.
”...karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh pada kejahatan...” (QS.Yusuf:53).
Tentu apabila nafsu ini
dibiarkan begitu saja akan melenakan manusia dari taufik dan hidayah Allah.
Nafsu harus dilawan, dan cara melawannya dengan tekat yang kuat, termasuk memaksa
diri sendiri untuk bisa terlepas darinya.
Para shahabat Rasulullah
yang mulia, mereka menjadi orang-orang pilihan bukan berarti sama sekali
terhindar dari bisikan setan. Terkadang sifat buruk itu muncul juga. Tapi
mereka bisa mengatasinya dengan berbagai cara, termasuk dengan memaksa diri berbuat
yang benar.
Seperti Abdullah bin
Rawahah dalam perang Mu’tah. Sebagai panglima perang, mengetahui jumlah musuh
yang sangat banyak, yaitu sekitar dua ratus ribu orang, sedang jumlah pasukannya
hanya sekitar tiga ribu orang, membuat dia sempat ragu- ragu untuk melanjutkan
pertempuran atau mundur. Tapi ditepisnya keraguan itu dengan membaca syair yang
menggelorakan semangat. Dan kemudian bertempur hingga syahid. (sirah Ibnu
Hisyam)
Alasan kedua
perlu pemaksaan diri, karena Allah menyediakan surga hanya untuk orang- orang
pilihan yang mampu berjibaku melawan kemalasan dan nafsu. Rasulullah bersabda, “surga
dikelilingi dengan hal- hal yang dibenci, dan neraka dikelilingi dengan hal-
hal yang disenangi,” (HR. Muslim)
Kebanyakan ibadah yang mendatangkan pahala adalah sesuatu yang
tidak disukai manusia. Seperti shalat tahajud di sepertiga malam, dan puasa
yang mendatangkan haus dan lapar. Sebaliknya mayoritas kemaksiatan yang
mendatangkan dosa adalah perbuatan yang menyenangkan. Contohnya minuman keras memabukkan
dan zina mengumbar syahwat.
Sungguh, hanya
orang- orang istimewa saja yang diberi kemampuan oleh Allah bersedia beribadah,
menjalankan perintah yang secara tabiat dibenci oleh manusia. Dan hanya sedikit
yang sanggup mengekang diri dari mengumbar nafsu yang mendatangkan dosa, yang
secara tabiat disenangi oleh manusia. Mereka itulah orang yang bersungguh-
sungguh, bahkan terkadang sampai memaksa diri sendiri agar jadi orang baik.
Alasan ketiga
perlu pemaksaan diri, karena keberhasilan hanya bisa dicapai dari kesungguhan
dan pemaksaan diri melawan godaan malas. Jangan bayangkan ulama- ulama terkenal
yang diakui keilmuannya sepanjang jaman, seperti Imam Syafi’i, Imam Malik, mereka
dapatkan ilmu itu dengan mudah. Tidak, bahkan harus bertarung sepanjang
hidupnya untuk belajar dan belajar. Mereka membaca buku dan menghapal berbagai
dalil di saat orang lain terbuai dalam mimpi lelap malam. Kalau saja kesuksesan
bisa didapat dengan kemalasan, tentu semua orang sudah jadi orang hebat.
Kesuksesan hanya milik para pesungguh-sungguh
Allahu a’lam
bisshawab
Artikel Terkait
- 18 Keutamaan Shalat Tahajud Ini Akan Membuat Anda Tercengang
- Inilah 12 Keutamaan Sholat Dhuha Yang Membuat Anda Rugi Jika Meninggalkannya
- Inilah 5 Keutamaan Membaca Surat Al Kahfi Pada Hari Jumat
- 18 Keutamaan Puasa Senin Kamis Ini Memukau Nalar
- Inilah 21 Keutamaan Membaca Al Quran Yang Bisa Merubah Kemalasan Anda Bertilawah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar